Selasa, 20 September 2011

Malapetaka Postmodern

Malapetaka Postmoderinisme

Malapetaka modern yang mengarah pada kerusakan dan kemerosotan kemanusiaan dapat di kelompokkan dalam dua judul pokok(1)system social,(2)system intelektual.Dalam kedua system social yang di luar tampak bertentangan ini yang merangkul manusia baru atau mengundang manusia kedalam rangkulannya ,sangat terasa sekali adanya kenyataan bahwa manusia suatu esensi utama dan supra materi secara tragis telah di lupakan.

Kedua system social ini –kapitalisme dan komunisme –walaupun berbeda dalam bentuk lahirnya ,menganggap manusia sebagai binatang ekonomis (economic animal).Penampilan mereka yang berbeda mencerminkan persoalan siapa di antara mereka yang lebih sukses dalam memenuhi kebutuhan binatang ini.

Ekonomisme adalah prinsip dasar filsafat kehidupan dalam masyarakat kapitalis industri barat,tepat seperti yang di katakan Francis Bacon :”Ilmu meninggalkan pencarian kebenaran ,dan beralih mencari kekuatan”.

“kebetulan-kebetulan”material yang di timbulkan setiap hari dan yang secara berangsur-angsur semakin besar (sehingga lingkup konsumsi dapat di perbesar dalam kuantitas.kualitas dan juga variasi ,agar mesin-mesin produksi raksasa dapat di beri makan selagi mereka berpacu dalam kesintingan),mengubah orang-orang menjadi penyembah konsumsi.Setiap hari beban yang semakin berat di timpakan pada khalayak ramai ,sehingga keajaiban teknologi modern yang seharusnya telah membebaskan umat manusia dari perbudakan kerja jasmani dan menambah waktu santai ,ternyata tak berbuat demikian .Begitu cepat kebutuhan material artificial melampaui kecepatan teknologi produksi yang sudah sedemikian hebat itu.Tiap hari kemanusiaan semakin terserat kearah pengasingan ,lebih tenggelam dalam pusaran gila kecepatan yang memaksa .Bukan saja tidak ada waktu untuk menumbuhkan nilai kemanusiaan ,keluhuran moral dan kepekaan ruhaniah,makhluk ini malahan tenggelam dalam bekerja untuk mengonsumsi dan mengonsumsi untuk bekerja.Penyelaman kedalam persaingan edan mengejar kemewahan dan penyimpangan ini telah menyebabkan nilai tradisional merosot dan juga menghilang.


Dalam masyarakat komunis kita dapatkan hal serupa –nilai moral kemanusiaan terus menurun .Banyak kaum intelektual merenungkan kontras ekonomi dan politis antara masyarakat komunis dan kapitalis .Mereka menganggap komunis berbeda dengan capitalis dalam hal antropologi,filsafat kehidupan dan humanisme .Tetapi kita lihat jelas bahwa masyarakat komunis ,walaupun telah mencapai tahap pertumbuhan ekonomi yang relative maju ,amat menyerupai borjuis barat dalam hal perilaku social,psikologi social ,pandangan individual ,filsafat hidup dan tabiat kemanusiaan.Yang sedang di perselisihkan dalam masyarakat komunis sekarang dengan nama Fourierisme[1],emboorgoisement(pemborjuisan),dan bahkan liberalisme tidak lain dari pada suatu orientasi kepada manusia barat kontemporer .Perhatian yang kuat terhadap mode dan kemewahan yang sekarang merata ,baik dalam kehidupan individu maupun dalam system produksi Negara ,muncul dari kenyataan bahwa pada akhirnya masyarakat marxis dan kapitalis mempersembahkan satu jenis manusia yang sama bagi pasaran sejarah kemanusiaan.

Demokrasi dan liberalisme Barat-sesuci apapun keduanya di sebut0sebut dalam teori-pada prakteknya tak lebih dari pada kesempatan gratis untuk makin memamerkan semangat ini,dan untuk menciptakan secara makin cepat dan kasar suatu arena bagi kekuatan-kekuatan yang haus akan keuntungan ,yang di tugaskan untuk mengubah manusia menjadi binatang ekonomis yang konsumtif.

Jadi sekarang kita lihat adanya kapitalisme Negara dengan sosialisme ,dictator Pemerintahan dengan nama “kediktatoran proletar’,tunggal fanatisme kepercayaan dengan nama “materialisme dialektis”diamat[2] dan akhirnya ,kepercayaan pada prinsip mekanisme dan ekonomisme demi pencapaian kekayaan ekonomi secepatnya ,agar segera melewati sosialisme menuju komunisme.Semuanya ini adalah beban yang menimpa kemanusiaan atas nama kemauan suci ,bebas dan kreatif ;serta mencampakkan kemanusiaan-seakan akan sebagai suatu benda social –kedalam organisasi yang kasar ,tetapi serba melingkupi –yaitu kedalam suasana yang paling nyata dari pengasingan politis dan intelektual,sama seperti yang di bicarakan Marx dalam hubungannya manusia borjuis.

            Materialisme pada umumnya mengakui kenyataan (materi) yang secara obyektif riil tak tergantung dari kesadaran, dari perasaan, dari pengalaman dll. daripada umat manusia. Materialisme historis mengakui kehidupan sosial tak tergantung dari kesadaran sosial  umat manuisa. Kesadaran baik di sana maupun di sini adalah hanya cerminan daripada kenyataan, paling-paling cerminannya hanya mendekati ketepatan (yang adekwatif, yang secara idiil tepat). Di dalam filsafat Marxisme itu, yang dituang dari sebungkal baja, tidak bisa diambil baik pangkal dasarnya, maupun bagiannya yang penting, tanpa menghindarkan diri dari kebenaran obyektif, tanpa terperosok ke dalam pelukan tipuan burjuasi reaksioner.



[1] Turunan(transkip) harfiahnya disni adalah”furalisme”,kami duga bahwa mungkin kata yang di maksud adalah “formalisme”

[2] Diamat;suatu singkatan dari “dialectical materialism”,yakni materialisme yang merupakan”prinsip kepercayaan yang harus mendasari pendidikan kaum muda,penyelidikan ilmiah,kesusasteraan dan seni,filsafat serta pandangan ilmiah”.Dengan kata lain,materialisme adalah semacam peraturan relijius tanpa agama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar