Selasa, 31 Mei 2011

Friedrich Nietzsche

Friedrich Nietzsche di Basel, 1875.
Friedrich Wilhelm Nietzsche (lahir di Röcken dekat Lützen, 15 Oktober 1844 – meninggal di Weimar, 25 Agustus 1900 pada umur 55 tahun) adalah seorang filsuf Jerman dan seorang ahli ilmu filologi yang meneliti teks-teks kuno.
Nietzsche dilahirkan di kota Röcken, di wilayah Sachsen. Orang tuanya adalah pendeta Lutheran Carl Ludwig Nietzsche (1813-1849) dan istrinya Franziska, nama lajang Oehler (1826-1897). Ia diberi nama untuk menghormati kaisar Prusia Friedrich Wilhelm IV yang memiliki tanggal lahir yang sama. Adik perempuannya Elisabeth dilahirkan pada 1846. Setelah kematian ayahnya pada 1849 dan adik laki-lakinya Ludwig Joseph (1848-1850) keluarga ini pindah ke Naumburg dekat Saale.

 

Filosofi

Filsafat Nietzsche adalah filsafat cara memandang 'kebenaran' atau dikenal dengan istilah filsafat perspektivisme. Nietzsche juga dikenal sebagai "sang pembunuh Tuhan" (dalam Also sprach Zarathustra). Ia memprovokasi dan mengkritik kebudayaan Barat di zaman-nya (dengan peninjauan ulang semua nilai dan tradisi atau Umwertung aller Werten) yang sebagian besar dipengaruhi oleh pemikiran Plato dan tradisi kekristenan (keduanya mengacu kepada paradigma kehidupan setelah kematian, sehingga menurutnya anti dan pesimis terhadap kehidupan). Walaupun demikian dengan kematian Tuhan berikut paradigma kehidupan setelah kematian tersebut, filosofi Nietzsche tidak menjadi sebuah filosofi nihilisme. Justru sebaliknya yaitu sebuah filosofi untuk menaklukan nihilisme [1] (Überwindung der Nihilismus) dengan mencintai utuh kehidupan (Lebensbejahung), dan memposisikan manusia sebagai manusia purna Übermensch dengan kehendak untuk berkuasa (der Wille zur Macht).
Selain itu Nietzsche dikenal sebagai filsuf seniman (Künstlerphilosoph) dan banyak mengilhami pelukis modern Eropa di awal abad ke-20, seperti Franz Marc, Francis Bacon,dan Giorgio de Chirico, juga para penulis seperti Robert Musil, dan Thomas Mann. Menurut Nietzsche kegiatan seni adalah kegiatan metafisik yang memiliki kemampuan untuk me-transformasi-kan tragedi hidup.

Filsafat Friedrich Nietzsche dan National Socialism

Filsafat Friedrich Nietzche yang berkembang selama abad kesembilan belas, menjadi lebih populer lagi pada abad kedua puluh dan tentu menjadi sangat berpengaruh. Terkait dengan karyanya, entah berapa jumlahnya yang diinterpretasikan secara berbeda-beda soalnya Nietzsche tidak pernah secara khusus menguraikan filsafatnya dengan tepat dan ia pun menulis dalam gaya yang sangat menggugah! Banyak dari aspek gayanya berfilsafat membuat dia terasing dari pendirian filosofis dirinya sendiri selama hidupnya. Dia mengkritik berbagai moral terkemuka pada zaman dia hidup termasuk Kristen, ia inginkan sebuah evaluasi ulang berbagai nilai dan adat istiadat Yahudi-Kristen dunia.
Konsep moralitas tentang tuan-budak menempati pokok utama dalam pemikiran dan filsafatnya. Dia menyatakan bahwa:
  • Moralitas tuan adalah sistem yang asli di mana nilai moral timbul sebagai sebuah perjuangan antara baik dan buruk (kekayaan, kesehatan, kekuatan dan kekuasaan) dilawankan dengan (miskin, lemah, sakit dan menyedihkan).
  • Namun pada moralitas budak nilai ini digantikan dengan sebuah perjuangan antara jahat dan baik – (kejam, egois, ramah) dilawankan dengan (amal, kesalehan, menahan diri dan kelemahlembutan).
Dengan demikian mengembangkan suatu tipuan oleh para budak dan lemah dari Roma kuno, terutama diturunkan dari orang Yahudi dan Kristen, untuk membalikkan nilai-nilai tuan-tuan mereka dan mengambil alih kekuasaan untuk diri mereka sendiri. Nietzsche memandang moralitas sebagai budak merupakan wabah yang telah mengalahkan Eropa dan menghambat orang dalam memperoleh kekuasaan dan vitalitas atas dunia.
Memang benar Nazi dipengaruhi oleh filsafat Nietzsche tetapi mereka sangat selektif. Filsafat Nietzsche yang diasosiasikan dengan National Socialism berdampak negatif pada reputasinya pada masa setelah Perang Dunia II, tetapi di lain pihak banyak gagasan dari Nietzsche yang memiliki pengaruh besar pada banyak filsuf Eropa terkemuka termasuk Foucault, Derrida, Heidegger, Camus dan Sartre.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar