Selasa, 24 Mei 2011

Mitos Kebudayaan

Mitos
Kata mitos berasal dari bahasa yunani muthos,yang secara harfiah diartikan sebagai cerita atau suatu yang di katakan seseorang:dalam pengertian yang lebih luas bisa berarti suatu pernyataan,sebuah cerita,ataupun alaur derama.kata mythology menunjukan pengertiaan baik sebagai studi atas mitos,maupun dari bagian tertentu dari sebua mitos.[1]

B.Malinowski membedakan pengertian mitos dari legenda dan dongeng.menurut dia,legenda lebi sebagai cerita yang di yakini seolah-olah merupakan kenyataan sejarah,meskipun sang pencerita menggunakannya untuk mendukung kepercayaan-kepercayaan dari komunitasnya.dongenug juga tidak di yakini sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh yang terjadi.dongeng lebih menjadi bagian dari dunia hiburan.sedangkan mitos merupakan”pernyataan atas suatu kebenaran lebih tinggi dan lebih penting realitas asali”,yang masih di mengerti sebagai pola dan fondasi dari kehidupan primitif.

Dan mitos menceritakan bagaimana suatu keadaan menjadi suatu yang lain;bagaimana dunia yang kosong menjadi berpenguni;bagaimana situasi yang kacau menjadi teratur;bagaimana yang tak dapat mati menjadi mati,singkatnya mitos tidak hanya menceritakan asal-mula dunia,bintang , tumbuhan, dan maunsia,tetapi juga keidupan yang awal yang menyebabkan manusia menemukan dirinya ada seperti ia temukan sekarang ini,bisa mati,berjenis kelamin,tersusun dalam suatu masyarakat,harus berkerja keras agar bisa hidup,dan haru idup menurut  seperangkat norma.di samping asal mula alam dan manusia, peristiwa-peristiwa lain yang masuk dalam zaman mitos adalah kejadiaan yang menyebabkan manusia di pengaruhi dan menjadi sebagaimana ia ada sekarang ini.misalnya apa bila suatu suku tertentu itu hidup sebagai nelayan,hal ini di sebabkan karena pada zaman mito seorang mahluk adikodrati mengajarkan leluhur suku tersebut untuk menagkap dan memaak ikan.

Dari semuanya itu,jelaslah betapa mitos sangat penting bagi masyarakat primitif.dengan menghayati mitos lewat upacara ritual,seorang religus bisa meniru dan menghasilkan kembali mahluk-maluk ilahi dan aktivitas mereka,karena untuk bersatu dengan yang ilahi dengan berpartisipasi secara imbolis dan keadaan asli mahluk-mahluk,ketika mahluk-mahluk itu di cipta dan ditata oleh yang ilahi dan kodrati,megetahui mitos berarti mempelajari rahasia asal muasal segala hal.

1.Fungsi Mitos
Mitos mempunyai fungsi eksistensial bagi manusia,B.Malinowski menekankan hal ini:dalam peristilahan antroplogi,inin berarti bawa mitos atau cerita-cerita suci arus di rumuskan menurut fungsinya,mitos merupakan kisa yang diceritakan untuk menetapkan kepercayaan tertentu,berperan sebagai peristiwa pemula dalam suatu upacara atau ritus, atauu sebagai model tetap dari prilaku moral.setiap mitos pasti mempunyai isi literal karena selalu berbentuk narasi.akan tetapi, narasi ini bukan cerita dongeng yang menghibu.sehingga mito merupakan cerita sejati mengenai kejadiaan-kejadiaan yang luar biasa tela turut membentuk dunia dan hakikat tindakan moral,serta menentukan hubungan ritual antara manusia dengan penciptanya, atau dengan kuasa-kuasa yang ada.

Fungsi utama mitos bukanlah untuk menerangkan dan menceritakan kejadiaan historis di masa lampau,bukan pula untuk megekspresikanya fantasi-fantasi dari impiaan dari mayarakat

Fungsi utama dari mitos dalam kebudayaan primitif adalah mengukapkan dan merumusakan kepercayaan,melindungi dan memperkuat moralitas, menjamin efisiensi dari ritus keyakinan,serata memberikan peraturan-peraturan untuk menuntun manusia.jadi menurut antopologi fungsionalis mitos adalah yang mempratanakan masyarakat itu sendiri.

2.Macam-macam Mitos
Pertama, mitos penciptaan dalam arti sempit,yakni mitos yang menceritakan penciptaan alam semesta yang sebelumnya sama sekali tidak ada.mitos jenis melukiskan penciptaaan dunia lewat pemikiran, sabda, atau usaha dari seorang dewa pencipta.mitos bermaksud mengungkapkan bawa dunia ini berasal dari dewa epncipta tersebut,tanpa pertolongan siapa pun di luar dirinya atau bahan apa pun yang selama ini suda ada.
Kedua, Mitos kosmogonik, yakni mitos yang mengisahkan penciptaan alam semesta, anya saja penciptaan tersebut mengunakan sarana yang telah ada, atau dengan perantara.dalam penelitaan mengenai mitos ini, kita ditujukan oleh kenyataan bahwa banyak sekali tema kosmogonik dengan pelbagi versinya.bisa kita terangkan jenis-jenis mitos kosmogonik uang menampakan struktur dan maknaya yang terdalam.dapat di bedakan menjadi tiga jenis kosmogenik yang utama:
1)      Mitos yang menyoroti”penyelaman kosmogenik”
Dewa pencipta, enta diri sendiri, atau seekor binatang yang di utus, atau seseorang toko yang miti,menyelam ke dasar genangan air primodial intuk mengetahui kembali segenggam lumpur dari bahan dari mana bumi itu di bentuk.dalam banyak peristiwa,terutama di eropa timur dan asia tengah,sang penyelam menentang dewa pencipta dan akirnya berhasilah usahanya untuk menguasai dunia. Dualaime ini berarti bahwa sekalipun ia hanya membantu dalam al penciptaan, namaun peranannya yang sekunder menjadi sebab tidak sempurnya sebua penciptaan,bahkan melairkan kuasa kejahatan.di beberapa tempat, suatu dualisme metafisik dan etis bisa di kenali.
2)      Mitos – mitos yang melukisakan penciptaan lewat cara pemilian zat-zat primodial yang mulanya tak terbedakan.
3)      Mitos- mitos yang mengisahkan peristiwa kosmogenik sebagai akibat penyembelian manusia pertama atau raksasa laut ophida.




B.Kebudayaan
Kebudayaan jika dikaji dan asal kata bahasa sansekerta berasal dan kata budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dan kata colere, yang berarti mengolah tanah. jadi kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai "segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya:, atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya ".[2]
 Budaya dapat pula diartikan sebagai himpunan pengalaman yang dipelajari, mengacu pada pola-pola perilaku yang ditularkan secara sosial, yang merupakan kekhususan kelompok sosial tertentu.Kebudayaan dengan demikian mencakup segala aspek kehidupan manusia, baik yang sifatnya material, seperti peralatan-peralatan kerja dan teknologi, maupun yang non-material, seperti nilai kehidupan dan seni-seni tertentu.

Dan A.L Krober dan C.Kluckhon mengatakan, bahwa kebudayaan adalah menifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya.dan beliau mendefinisikan kebudayaan; kebudayaan terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh dan terutama diturunkan oleh simbol-simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok-kelompok manusia, termasuk didalamnya oerwujudan benda-benda materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi dan cita-cita atau paham, dan terutama keterikatan terhadap nilai-nilai.

Secara praktis bahwa kebudayaan merupakan sistem nilai dan gagasan utama (Vital).Sistem nilai dan gagasan utama itu dihayati benar-benar oleh para pendukung kebudayaan yang bersangkutan dalam kurun waktu tertentu, sehingga mendominasi keseluruhan kehidupan para pendukung itu, dalam arti mengarahkan tingkah laku mereka dalam masyarakatnya.


 Dapat dikatakan pula, bahwa sistem nilai dan gagasan utama itu memberikan pola untuk bertingkah laku kepada masyarakatnya, atau dengan kat lain, memberi seperangkat model untuk bertingkah laku.
Sistem nilai dan gagasan utama sebagai hakekat kebudayaan terwujud dalam tiga sistem kebudayaan secara terperinci, yaitu sistem ideologi, sistem sosial dan sistem teknologi.
Sistem ideologi meliputi etika, norma, adat istiadat, peraturan hukum yang berfungsi sebagai pengarahan untuk sistem sosial dan berupa interpretasi operasional dari sistem nilai dan gagasan utama yang berlaku dalam masyarakat.


Sistem sosial meliputi hubungan dan kegiatan sosial di dalam masyarakat, baik yang terjalin didalam lingkungan kerabat,maupun yang terjadi dengan masyarakat lebih luas serta pemimpin-pemimpinnya. Pengendalian masyarakat dan pemimpin berkembang dengan nilai budaya dan gagasan utama yang berlaku.
Sistem teknologi meliputi segala perhatian serta penggunaannya. sesuai dengan nilai budaya yang berlaku. Dalam kebudayaan yang terutama agraris, misalnya dengan sendirinya sistem teknologi sesuai dengan keperluan pertanian.[3]


C.Mitos Di Dalam Kebudayaan
Di dalam suku cherokee memiakan mito yang sakral (mengenai asal usul dunia, penciptaan bintang-bintang, asal-usul kematiaan) dari sebuah kisah yang menceitakan kekususan-keususan anatomis dan bintang.kita pun akan menemukan kesamaan perbedaan yang di buat ole orang-orang afrika.di antara suku herreo,mitos-mito yang menceritakan asal muasal berbagai kelompok suku tersebut adalah benar mereka mengisakan kisah yang sungguh-sungguh terjadi.serta suku togo melihat asal mitos sebagai sesuatu yang sungguh- sungguh benar terjadi.
Mayarakat suku menyampaikan pengetahuan tentang mitos hanya untuk orang-orang yg sudah di inisialiskan.pada  umumnya, para sesepuh menceritakan mitos kapada merka yang menjalani inisiasi selama pengasingan dala semak-semak, yang termasuk bagian ritus inisiasi sendiri.  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar