Senin, 13 Juni 2011

EVALUASI PROGRAM PENGAJARAN

EVALUASI PROGRAM PENGAJARAN

Program pengajaran merupakan suatu rencana pengajaran sebagai panduan bagi guru atau pengajar dalam melaksnakan pengajaran. Agar pengajaran bisa berjalan dengan efektif dan efisien, maka perlu kiranya dibuat suatu program pengajaran. Program pengajaran yang dibuat oleh guru tidak selamanya bisa efektif dan dapat dilaksanakan dengan baik, oleh karena itulah agar program pengajaran yang telah dibuat yang memiliki kelemahan tidak terjadi lagi pada program pengajaran berikutnya, maka perlu diadakan evaluasi program pengajaran.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam tulisan ini adalah: Apakah yang dimaksud dengan evaluasi program? mengapa evaluasi program perlu dilaksanakan? Apakah yang menjadi objek atau sasaran dari evaluasi? dan Bagaimanakah cara melaksanakan evaluasi program?

Menurut Arikunto (1999: 290) "Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat keberhasilan program". Ada beberapa pengertian tentang program itu sendiri, diantaranya program adalah rencana dan kegiatan yang direncanakan dengan seksama. Jadi dengan demikian melakukan evaluasi program adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang direncanakan.

Yang menjadi titik awal dari kegiatan evaluasi program adalah keingintahuan penyusun program untuk melihat apakah tujuan program sudah tercapai atau belum. Jika sudah tercapai bagaimana kualitas pencapaian kegiatan tersebut, jika belum tercapai bagaimanakah dari rencana kegiatan yang telah dibuat yang belum tercapai, apa sebab bagian rencana kegiatan tersebut belum tercapai, adakah factor lain yang mempengaruhi ketidakberhasilan program tersebut.

Untuk menentukan seberapa jauh target program sudah tercapai, yang menjadikan tolak ukur adalah tujuan yang sudah dirumuskan dalam tahap perencanaan kegiatan sebelumnya.

Sasaran evaluasi adalah untuk mengetahui keberhasilan suatu program. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ansyar (1989: 134) bahwa ".evaluasi mempunyai satu tujuan utama yatu untuk mengetahui berhasil tidaknya suatu program" Guru adalah orang yang paling penting statusnya dala kegiatan belajar mengajar, karena guru memegang tugas yang amat penting, yaitu mengatur dan mengemudikan kegiatan kelas. Untuk membuat proses belajar mengajar lebih efektif maka tugas guru adalah menciptakan suasana kelas yang kondusif untuk pembelajara. Untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif tersebut perlu dirancang program pengajaran. Berhasil tidaknya suatu program pengajaran, tentu tidak bisa diketahui begitu saja, tanpa adanya evaluasi program. Oleh karena itu evaluasi program perlu dilaksanakan oleh guru dalam rangka mengetahui seberapa jauh proram pengajaran telah berlangsung atau terlaksana, dan jika terlaksana seberapa baik pelaksanaan program tersebut. Pendek kata, evaluasi program dilaksanakan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari program pengajaran.

Dalam melakukan evaluasi program, apanya dari program yang dievaluasi?

a. Input
Siswa adalah subjek yang menerima pelajaran. Ada siswa pandai, kurang pandai, dan tidak pandai. Setiap siswa mempunyai bakat intelektual, emosional, social yang berbeda. Oleh karena itu dalam pembuatan program pengajaran hendaknya guru juga perlu memperhatikan aspek-aspek individu tersebut. Secara umum, hal-hal yang ada pada siswa berpengaruh terhadap keberhasilan belajar.

b. Materi atau kurikulum
Di Indonesia, kurikulum berlaku secara nasional karena kita menganut system sentralisasi. Meskipun penyusunan dan pengembangan kurikulum sekolah sudah dilakukan secara cermat dan melibatkan banyak pihak, namun tidak mustahil bahwa di lapangan masih juga dijumpai kelemahan dan hambatan. Wilayah Indonesia yang sedemikian luas mengandung keragaman yang tidak sedikit. Itulah sebabnya guru perlu dibekali dengan kemampuan untuk melakukan evaluasi program, termasuk mengevaluasi materi kurikulum. Sasaran yang perlu dievaluasi dari komponen kurikulum ini anatara lain, kejelasan pedoman untuk dipahami, kejelasan materi yang terantum dalam GBPP, urutan penyajian materi, kesesuaian antara sumber yang disarankan dengan materi kurikulum dan sebagainya.

c. Guru
Guru merupakan komponen penting dalam kegiatan belajar mengajar. Guru adalah orang yang diberi kepercayaan untuk meciptakan suasana kelas yang kondusif untuk pembelajaran. Guru adalah manusia biasa yang mempunyai banyak keterbatasan. oleh karena itu untuk menutupi kelemahan guru perlu dilakukan pembinaan dan penataran dalmrangka melaksanakan pembelajaran

d. Metode atau pendekatan dalam mengajar
Berbeda dengan evaluasi terhadap kurikulum, evaluasi terhadap metode mengajar merupakan kegiatan guru untuk meninjau kembali tentang metode mengajar, pendekatan, atau strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi kurikulum kepada siswa. Metode mengajar adalah cara-cara atau teknik yang digunakan dalam mengajar. Sedangkan strategi pembelajaran menunjuk kepada bagaimana guru mengatur waktu pemenggalan penyajian, pemilihan metoda, pemilihan pendekatan dan sebagainya.

e. Sarana
Komponen lain yang perlu dievaluasi oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar adalah sarana pendidikan, yanga meliputi alat pelajaran dan media pendidikan. Sebelum guru memulai kegiatan mengajar, bahkan sebelum atau sekurang-kurangnya pada waktu menyusun rencana mengajar, guru telah memilih alat yang kira-kira dapat membantu melancarkan dan memperjelas konsep yang diajarkan. Selain guru, mungkin siswa juga dapat dijadikan titik tolak dalam menentukan apakah sarana yang digunakan di dalam kegiatan belajar mengajar sudah tepat. Mungkin saja pada waktu menentukan alat pelajaran guru berpikir bahwa pilihannya sudah tepat. Tetapi ternyata di dalam praktek pelaksanaan pengajaran, alat tersebut ternyata kurang atau sama sekali tidak tepat. Proses pengajarannya tidak menjadi semakin lancar, tetapi mungkin bahkan kacau balau. Apabila guru menjumpai dalam mengajar atau ketidak berhasilan siswa dengan nilai rendah-rendah, ia dapat mecoba mengadakan evaluasi terhadap sarana yang digunakan. Sasaran evaluasi yang berkenaan antara lain kelengkapannya, ragam jenisnya, modelnya, kemudahannya untuk digunakan, mudah dan sukarnya diperoleh, kecocokan dengan materi yang diajarkan, jumlah persediaan dibandingkan dengan banyaknya siswa yang memerlukan.

f. Lingkungan
Ada dua macam lingkungan, yaitu lingkungan manusia dan lingkungan bukan manusia. Yang dapat digolongkan sebagai lingkungan masukan lingkungan manusia bukan hanya bukan hanya kepala sekolah, guru-guru, dan pegawai tata usaha di sekolah itu, tetapi siapa saja yang dengan atau tidak sengaja berpengaruh terhadap tingkat hasil belajar siswa. Sedangkan yang dimaksudkan dengan lingkungan bukan manusia adalah segala hal yang berada di lingkungan siswa yang secara langsung maupun tidak, berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Yang termasuk kategori lingkungan bukan manusia misalnya suasana sekolah, halaman sekolah, keadaan gedung dan sarana lain. Pengaruh lingkungan bukan manusia dapat positif maupun negative. Tatanan perabot kelas yang rapi dapat berpengaruh terhadap kesejukan suasana sehingga siswa dapat belajar dengan tenteram. Sebaliknya suasana yang gaduh di luar kelas dapat mengganggu konsentrasi siswa dan menyebabkan siswa tidak dapat seperti yang diharapkan.

Apabila guru ingin melakukan evaluasi program dengan lebih seksama, terlebih dahulu hendaknya menyusun rencana evaluasi sekaligus menyusun instrument pengumpulan data. Instrument pengumpulandat bisa berupa angket, pedoman wawancara, pedoman pengamatan dan lain sebagainya. Sebagai cara yang paling sederhana adalah menagadakan pendekatan terhadap peristiwa yang dialami sehari-hari di kelas.

Untuk mengevaluasi progam seorang guru tidak perlu dibebani secara sistematis sebagaimana layaknya seorang peneliti. Akan tetapi guru cukup membuat acuan singkat dan sederhana yang disusun dalm bentuk pertanyaan. Dari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut guru akan memperoleh umpan terhadap apa yang dilakukan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan objek atau sasaran evaluasi program yang meliputi keenam aspek tersebut di atas.

Pengajaran dan pembelajaran adalah merupakan suatu aktivitas yang dilaksanakan oleh seorang guru. Agar program pengajaran yang telah dilaksanakan itu baik atau tidak perlu dilaksanakan suatu penilaian, yang sering dikenal dengan evaluasi program pengajaran. Evaluasi program pengajaran ini meliputi 1) Input (masukan), 2) materi atau kurikulum, 3) Guru, 4) Metode atau
manfaat yang dapat diambil dari kegiatan evaluasi dalam pembelajaran, yaitu :
1. Memahami sesuatu : mahasiswa (entry behavior, motivasi, dll), sarana dan prasarana, dan kondisi dosen
2. Membuat keputusan : kelanjutan program, penanganan “masalah”, dll
3. Meningkatkan kualitas PBM : komponen-komponen PBM
Sementara secara lebih khusus evaluasi akan memberi manfaat bagi pihak-pihak yang terkait dengan pembelajaran, seperti siswa, guru, dan kepala sekolah.
Bagi Siswa
Mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran : Memuaskan atau tidak memuaskan
Bagi Guru
1. mendeteksi siswa yang telah dan belum menguasai tujuan : melanjutkan, remedial atau pengayaan
2. ketepatan materi yang diberikan : jenis, lingkup, tingkat kesulitan, dll.
3. ketepatan metode yang digunakan
Bagi Sekolah
1. hasil belajar cermin kualitas sekolah
2. membuat program sekolah
3. pemenuhan standar

langkah :

a. Menetapkan atau memformulasikan tujuan evaluasi, yakni tentang apa yang
akan dievaluasi terhadap program yang dievaluasi.
b. Menetapkan kriteria yang akan digunakan dalam menentukan keberhasilan
program yang akan dievaluasi.
c. Menetapkan cara atau metode evaluasi yang akan digunakan.
d. Melaksanakan evaluasi, mengolah dan menganalisis data atau hasil pelaksanaan
evaluasi tersebut.
e. Menentukan keberhasilan program yang dievaluasi berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan tersebut serta memberikan penjelasan-penjelasan.
f. Menyusun rekomendasi atau saran-saran tindakan lebih lanjut terhadap program
berikutnya berdasarkan hasil evaluasi tersebut.

Dilihat dari implikasi hasil evaluasi bagi suatu program, dibedakan adanya jenis evaluasi, yakni evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk mendiagnosis suatu program yang hasilnya digunakan untuk pengembangan atau perbaikan program. Biasanya evaluasi formatif dilakukan pada proses program (program masih berjalan).


Sedangkan evaluasi sumatif adalah suatu evaluasi yang dilakukan untuk menilai hasil akhir dari suatu program. Biasanya evaluasi sumatif ini dilakukan pada waktu program telah selesai (akhir program). Meskipun demikian pada praktek evaluasi program sekaligus mencakup kedua tujuan tersebut.


Evaluasi suatu program kesehatan masyarakat dilakukan terhadap tiga hal, yakni evaluasi terhadap proses pelaksanaan program, evaluasi terhadap hasil program dan evaluasi terhadap dampak program.
pendekatan dalam mengajar, 5) Sarana: alat pelajaran ata media pendidikan, 6) lingkungan.



Daftar Pustaka

Ansyar, Mohammad. 1989. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Depdikbud

Arikunto, Suharsimi. 1999. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090615144042AAxeLVC


























KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

Posted on by BADARUDIN
Delapan keterampilan dasar mengajar adalah sebagai berikut :
a.   Keterampilan Menjelaskan
adalah suatu keterampilan menyajikan bahan belajar yang diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti, sehingga mudah dipahami para peserta didik.
Prinsip-prinsip menjelaskan
-          Penjelasan harus disesuaikan dengan kemampuan dan karakteristik peserta didik
-          Penjelasan harus diselingi tanya jawab
-          Materi penjelasan harus dikuasai secara baik oleh guru
-          Penjelasan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran
-          Materi penjelasan harus bermanfaat dan bermakna bagi peserta didik
-          Dapat menjelaskan harus disertai dengan contoh-contoh yang kongkrit dan dihubungkan dengan kehidupan
Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam menjelaskan
-          Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan harus sederhana, terang dan jelas
-          Bahan yang akan diterangkan dipersiapkan dan dikuasai terlebih dahulu
-          Pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan
-          Dalam menjelaskan serta dengan contoh dan ilustrasi
-          Adakan pengecekan terhadap tingkat pemahaman peserta didik melalui pertanyaan-pertanyaan
Keterampilan Bertanya
  1. Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru yang menuntun respon atau jawaban dari peserta didik
  2. Keterampilan bertanya bertujuan untuk :
-          Memotivasi peserta didik agar terlibat dalam interaksi belajar
-          Melatih kemampuan mengutarakan pendapat
-          Merangsang dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik
-          Melatih peserta didik berfikir divergen
-          Mencapai tujuan belajar
Jenis-jenis pertanyaan
-          Pertanyaan langsung, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada salah satu peserta didik
-          Pertanyaan umum dan terbuka, yaitu pertanyaan yang ditujukan kepada seluruh kelas
-          Pertanyaan retorik, yaitu pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban
-          Pertanyaan faktual, yaitu pertanyaan untuk menggali fakta dan informasi
-          Pertanyaaan yang diarahkan kembali, yaitu pertanyaan yang dikembalikan kepada peserta didik atas pertanyaan peserta didik lain
-          Pertanyaan memimpin (Leading Question) yaitu pertanyaan yang jawabannya tersimpul dalam pertanyaan itu sendiri
Prinsip-prinsip bertanya
-          Pertanyaan hendaknya mengenai satu masalah saja. Berikan waktu berfikir kepada peserta didik
-          Pertanyaan hendaknya singkat, jelas dan disusun dengan kata-kata yang sederhana
-          Pertanyaan didistribusikan secara merata kepada para peserta didik
-          Pertanyaan langsung sebaiknya diberikan secara random
-          Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan peserta didik
-          Sebaiknya hindari pertanyaan retorika atau leading question
Teknik-teknik dalam bertanya
-          Tekhnik menunggu
-          Tekhnik menguatkan kembali
-          Tekhnik menuntun dan menggali
-          Tekhnik mekacak
2. Keterampilan Menggunakan Variasi
  1. Pengertian penggunaan variasi merupakan keterampilan guru dalam menggunakan bermacam kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar peserta didik sekaligus mengatasi kebosanan dan menimbulkan minat, gairah dan aktivitas belajar mengajar yang efektif.
  2. Tujuan penggunaan variasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk :
-          menghilangkan kejemuan dalam mengikuti proses belajar
-          mempertahankan kondisi optimal belajar
-          meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik
-          memudahkan pencapaian tujuan pengajaran
Jenis-jenis variasi
-          variasi dalam penggunaan media
-          variasi dalam gaya mengajar
-          variasi dalam penggunaan metode
-          variasi dalam pola interaksi yaitu gunakan pola interaksi multi arah
Prinsip-prinsip penggunaan variasi dalam pengajaran
-          gunakan variasi dengan wajar, jangan dibuat-buat
-          perubahan satu jenis variasi ke variasi lainnya harus efektif
-          penggunaan variasi harus direncakan dan sesuai dengan bahan, metode, dan karakteristik peserta didik
3.Keterampilan Memberi Penguatan
  1. Memberi penguatan atau reincorcement merupakan tindakan atau respon terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan kualitas tingkah laku tersebut di saat yang lain.
  2. Tujuan menggunakan keterampilan memberi penguatan dalam pengajaran untuk :
-          Menimbulkan perhatian peserta didik
-          Membangkitkan motivasi belajar peserta didik
-          Menumbuhkan kemampuan berinisiatif secara pribadi
-          Merangsang peserta didik berfikir yang baik
-          Mengembalikan dan mengubah sikap negatif peserta dalam belajar ke arah perilaku yang mendukung belajar
Jenis-jenis penguatan
-          Penguatan Verbal
-          Penguatan Gestural
-          Penguatan dengan cara mendekatinya
-          Penguatan dengan cara sambutan
-          Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan
-          Penguatan berupa tanda atau benda
Prinsip-prinsip penguatan
-          Dilakukan dengan hangat dan semangat
-          Memberikan kesan positif kepada peserta didik
-          Berdampak terhadap perilaku positif
-          Dapat bersifat pribadi atau kelompok
-          Hindari penggunaan respon negative
4. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
  1. Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha guru untuk mengkondisikan mental peserta didik agar siap dalam menerima pelajaran. Dalam membuka pelajaran  peserta didik harus mengetahui tujuan yang akan dicapai dan langkah-langkah yang akan ditempuh.
Keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan guru dalam mengakhiri kegitan inti pelajaran. Dalam menutup pelajaran, guru dapat menyimpulkan materi pelajaran, mengetahui tingkat pencapaian peserta didik dan tingkat keberhasilan guna dalam proses belajar mengajar.
Tujuan membuka dan menutup pelajaran adalah :
-          Untuk menimbulkan minat dan perhatian peserta didik terhadap pelajaran yang akan dibicarakan
-          Menyiapkan mental para peserta didik agar siap memasuki persoalan yang akan dibicarakan
-          Memungkinkan peserta didik mengetahui tingkat keberhasailan dalam pelajaran
-          Agar peserta didik mengetahui batas-batas tugasnya yang akan dikerjakan
Prinsip-prinsip membuka dan menutup pelajaran
-          Dalam membuka pelajaran harus memberi makna kepada peserta didik, yaitu dengan menggunakan cara-cara yang relevan dengan tujuan dan bahan yang akan disampaikan
-          Hubungan antara pendahuluan dengan inti pengajaran serta dengan tugas-tugas yang dikerjakan sebagai tindak lanjut nampak jelas dan logis
-          Menggunakan apersepsi yaitu mengenalkan pokok pelajaran dengan menghubungkannya terhadap pengetahuan yang sudah diketahui oleh peserta didik.

5. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
  1. Keterampilan mengajar kelompok kecil adalah kemampuan guru melayani kegiatan peserta didik dalam belajar secara kelompok dengan jumlah peserta didik berkisar antara 3 hingga 5 orang atau paling banyak 8 orang untuk setiap kelompoknya.
Sedangkan keterampilan dalam pengajaran perorangan atau pengajaran individual adalah kemampuan guru dalam mennetukan tujuan, bahan ajar, prosedur dan waktu yang digunakan dalam pengajaran dengan memperhatikan tuntutan-tuntutan atau perbedaan-perbedaan individual peserta didik.
Tujuan guru mengembangkan keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah :
-          Keterampilan dalam pendekatan pribadi
-          Keterampilan dalam mengorganisasi
-          Keterampilan dalam membimbing belajar
-          Keterampilan dalam merencakan dan melaksanakan KBM
6. Keterampilan Mengelola Kelas
-          Keterampilan mengelola kelas merupakan kemampuan guru dalam mewujudkan dan mempertahankan suasana belajar mengajar yang optimal
-          Tujuan dari pengelolaan kelas adalah :
-          Mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik memgembangkan kemampuannya secara optimal
-          Menghilangkan berbagai hambatan dan pelanggaran disipilin yang dapat merintangi terwujudnya interaksi belajar mengajar
-          Mempertahankan keadaan yang stabil dalam susana kelas, sahingga bila terjadi gangguan dalam belajar mengajar dapat dikurangi dan dihindari
-          Melayani dan membimbing perbedaan individual peserta didik
-          Mengatur semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan intelektual peserta didik dalam kelas.
Prinsip-prinsip Pengelolaan Kelas
-          Keluwesan, digunakan apabila guru mendapatkan hambatan dalam perilaku peserta didik, sehingga guru dapat merubah strategi mengajarnya
-          Kehangatan dan keantusiasan
-          Bervariasi, gunakan variasi dalam proses belajar mengajar
-          Tantangan, gunakan kata-kata, tindakan atau bahan sajian yang menantang
-          Tanamkan displin diri, selalu mendorong peserta didik agar memiliki disipin diri
-          Menekankan hal-hal positif, memikirkan hal positif dan menghindarkan konsentrasi pada hal negatif
Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas
-          Keterampilan yang bersifat preventif guru dapat menggunakan kemampuannya dengan cara :
Memusatkan perhatian
Menunjukkan sikap tanggap
Menegur
Membagi perhatian
Memberi petunjuk-petunjuk yang jelas
Memberi penguatan
-          Keterampilan megelola kelas yang bersifat represif, guru dapat menggunakan keterampilan dengan cara :
Pengelolaan kelompok
Modifikasi tingkah laku
Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah
Hal-hal yang harus dihindari dalam mengembangkan keterampilan mengelola kelas :
-          Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan
-          Pengulangan penjelasan yang tidak perlu
-          Penyimpangan
-          Kesenyapan
-          Bertele-tele
7. Keterampilan membimbing Diskusi Kelompok kecil
-          Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses belajar yang dilakukan dalam kerja sama kelompok bertujuan memecahkan suatu permasalahan, mengkaji konsep, prinsip atau kelompok tertentu.
-          Prinsip-prinsip membimbing diskusi kelompok kecil :
-          Laksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan
-          Berikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab permasalahan
-          Rencanakan diskusi kelompok dengan sistematis
-          Bimbinglah dan jadikanlah diri guru sebagai teman dalam diskusi

Komponen keterampilan guru dalam megembangkan pembimbingan kelompok kecil :
-          Memperjelas permasalahan
-          Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
-          Pemusatan perhatian
-          Menganalisa pandangan peserta didik
-          Meningkatkan urutan pikiran peserta didik
-          Menutup diskusi
Hal-hal yang harus dihindari dalam membimbing diskusi kelompok kecil :
-          Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik
-          Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik untuk memikirkan pemecahan masalah
-          Membiarkan diskusi dikuasai oleh peserta didik tertentu
-          Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak ada kaitannya dengan topik pembicaraan
-          Membiarkan peserta didik tidak aktif
-          Tidak merumuskan hasil diskusi dan tiadak membentuk tindak lanjut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar